Senin, 11 November 2013

Penciptaan Alam Semesta

Penciptaan Alam Semesta

"Saya ingin tahu bagaimana Tuhan menciptakan dunia ini. Saya  tidak tertarik pada fenomena ini atau itu, pada spektrum unsur ini atau itu. Saya ingin mengetahui pikiran-pikiran  Nya, selebihnya adalah perincian saja." (Albert Einstein)
Albert Einstein ilmuan yang terkenal dengan teori relativitas itu tampaknya sangat penasaran bagaimana Tuhan menciptakan alam semesta ini. Kepenasaran ilmuan besar itu patutlah mendapat perhatian umat manusia, termasuk umat Islam yang sudah diingatkan dalam Al Qur'an  Surat Ali 'Imran (2) : 190-191, yang artinya : "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal; yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka."

Memikirkan penciptaan langit dan bumi (alam semesta)  benar-benar rumit, dan sampai saat ini pun para ilmuan masih berpegang pada teori bigbang sebagai awal terbentuknya alam semesta. Alih-alih menyatakan Tuhanlah yang menciptakan alam semesta, tetapi Stephen Hawking fisikawan Inggris terkenal bahkan menyatakan alam semesta itu swamandiri, tercipta berdasarkan set hukum alam yang ada seperti hukum gravitasi. Jangan ditanya siapa yang menciptakan hukum alam itu, karena itu diluar jangkauan ilmu pengetahuan yang berbasis pada rasio, indra pengamatan dan observasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

Sejauh ini ilmuan Islam banyak yang menganut teori bigbang, namun disertai dengan peran Tuhan. Sebagian ilmuan juga menafsirkan ayat-ayat Al Qur'an dengan teori bigbang, semisal surat Al Anbiya :30, yang artinya :"Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui, bahwasanya langit dan bumi itu keduanya adalah suatu yang padu, kemudian kami isahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup, maka mengapakah mereka tiada juga beriman."

Alam semesta eksisting ini sangat rumit, terdiri dari miliaran galaksi yang di setiap galaksi terdapat ratusan juta hingga miliaran bintang. Dalam setiap tata bintang terdapat planet-planet, asteroid, seperti tata surya kita memiliki delapan planet.  Batas alam semesta belum diketahui secara pasti, namun ruang yang mewadahi  diyakini tidak terbatas. 

Rupanya untuk mengetahui penciptaan awal, umat manusia khususnya umat beragama lebih baik mengamati alam akhirat.  Alam akhirat itu lebih sederhana, karena yang ada hanyalah, padang mahsyar, neraka, surga, dan tentu saja Allah Swt. Padang mahsyar dapat direkontruksi, karena ada informasi hadits, bahwa Rasulullah saw bersabda: " Manusia dikumpulkan pada  hari kiamat di bumi yang putih 'afra' seperti lembaran roti naqi dan disana tidak ada ma'lam (tanda-tanda yang menunjukkan wilayah). 

Ayat-ayat Al Qur'an tentang neraka dan surga cukup banyak, dan bisa membantu untuk merekontruksi alam akhirat. Sebenarnya bumi kita ini menjadi miniatur alam akhirat, dengan rincian permukaan bumi sebagai surga, isi perut bumi sebagai neraka, sedangkah padang mahsyar itu suatu lempeng yang mengambang di salah satu kutub alam akhirat. Alam akhirat dapat dibayangkan seperti bumi kita ini, yang bagian kutub utaranya diiris sebagai padang mahsyar, sehingga terjadilah lubang melingkar sebagai mulut neraka.  Untuk ke surga manusia harus dapat melintasi mulut neraka itu. 

Alam Akhirat tampak lebih mudah dibayangkan, oleh sebab itu manusia sudah seharusnya memantapkan iman memperbanyak amal agar kelak bisa melintasi mulut neraka.  Wallahu alam bishawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar