Minggu, 06 November 2016

Kesehatan

Mari Menjaga Otak

Oleh H Mudjiono

“Jagalah hati, jangan kau kotori, jagalah hati lentera hidup ini. Jagalah hati jangan kau nodai, jagalah hati cahaya Illahi.”
Begitulah lirik-lirik lagu yang pernah dilantunkan A Agym pengasuh pondok pesantren Darut Tauhid di Bandung. A Agym dengan Manajemen Qalbunya menitikberatkan pada pencucian hati, agar pikiran jernih dan menolak pikiran busuk.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia hati dalam pengertian abstrak  didiskripsikan “sesuatu yang ada di tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian-pengertian (perasaan-perasaan dsb)”.  Menyucikan hati pada hakekatnya upaya mengendalikan nafsu yang cenderung mengarah kepada keburukan.  Adapun pembangkit nafsu berasal  dari indera, apa yang dilihat, apa yang didengar dan apa yang dipikirkan. Untuk mengendalikan indera membutuhkan ilmu, yang harus dipelajari dan disimpan di otak. Penting juga memiliki budaya malu jangan sampai malu-maluin.

Perkara menyimpan pengalaman hidup memang berkaitan dengan otak, karena disana tempatnya memori, emosi, pendengaran dan Bahasa.  Bagian itu disebut Lobus Temporal yang berada di dalam tulang pelipis dekat telinga.  Dengan demikian siraman rohani untuk mensucikan hati, adalah proses menerima informasi ajaran moral keagamaan yang ditangkap pancaindera (pendengaran dan penglihatan) yang kemudian diolah otak dan disimpan sebagai pedoman kehidupan.
 
Jelaslah disini yang berperan sebagai penasihat hati adalah otak, karena diketahui sebagai pengatur seluruh fungsi tubuh; mengendalikan kebanyakan perilaku dasar, utamanya yang berkaitan dengan kebutuhan dasar manusia.  Otak sebagai organ tubuh yang vital, maka perlu dijaga. Untuk menjaganya tentulah perlu mengetahui kebutuhan otak agar berfungsi secara maksimal.
Sudah menjadi kodrat Allah, otak dilindungi tulang tengkorak yang kokoh dilengkapi dengan bantalan agar tahan guncangan.

Otak manusia beratnya sekitar 1,5 kg berarti tidak sampai 2,5% dari berat tubuh manusia dewasa. Walaupun relative kecil tetapi menggunakan 20% energy yang diterima tubuh. Maklumlah otak ini super sibuk nggak pernah istirahat sejak bayi lahir sampai ajal menjemputnya.  Seratus miliar neuron, satu triliun sel glial serta seribu triliun titik sambungan sinaptik aktif melayani manusia, baik ketika sadar maupun pada waktu tidur.  Otak pula yang menyimpan seluruh hasil pembelajaran dari bayi, sehingga manusia membentuk kepribadian, karakter yang unik berbeda satu sama lainnya.

Begitu pentingnya otak sebagai karunia Allah yang menentukan tingkat kekhalifahan manusia di bumi, maka wajiblah dipelihara.  Secara fisik, kita haruslah menjaga kepala, seperti naik motor harus pakai helm, demikian pula olah raga ekstrim  jangan lupa mengamankan kepala.  Memakai sabuk pengaman di mobil, atau kendaraan apa pun sangat disarankan.

Seperti anggota tubuh lainnya otak membutuhkan asupan oksigen dan sari makanan.  Untuk oksigen manusia tidak perlu membayar, karena Allah Yang Maha Pengasih telah menyediakan di atmosfir bumi. Tinggal manusia menjaga kesehatan paru-paru agar mampu memompa oksigen dengan baik.  Soal makanan manusia harus keluar biaya, maka sudah sebaiknya memilih makanan-makanan yang bergizi. Untuk otak disarankan tidak memakan gorengan (kecuali digoreng dengan minyak zaitun), daging berlemak dan hindari dressing (bumbu isi) salad.

Makanan yang disarankan adalah yang mengandung omega 3  seperti minyak ikan, multivitamin, buah tomat dan untuk bayi sudah tentu susu ibu.  Selain makanan, olah raga yang teratur juga dapat melancarkan kerja otak, sehingga semakin cerdas. Makanan yang baik dan olah raga teratur membuat orang lebih mudah belajar, mengambil keputusan, menyusun program dan kegiatan kognitif lainnya. (dari berbagai sumber)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar