Minggu, 06 November 2016

Kesehatan

Mengenal Tubuh Manusia

Oleh H Mudjiono

Manusia sebagai manusia yang memiliki kesadaran diri, makhluk yang menciptakan peradaban, namun tidaklah banyak yang mengenal tubuhnya sendiri. Mungkin hanya para dokter,biolog dan yang berprofesi di bidang medis saja yang mengenal seluk beluk fisik manusia. Sebagian orang baru memperhatikan  kondisi tubuhnya ketika dirasakan ada kelainan, atau mengalami rasa sakit. Dalam kondisi normal manusia cenderung abai diri, dan lebih sibuk mengejar keinginan atau kesenangan hidup, yang terkadang tidak dibutuhkan oleh tubuhnya sendiri.

Tubuh manusia sangat rumit dan kompleks yang terdiri dari system rangka, otot, syaraf, peredaran darah, pencernaan, dan system hormon. Sedangkan pusat kesadaran diri sangat misterius, antara di rongga dada atau di otak. Sementara dalam pandangan spiritual kesadaran diri cenderung berada di hati, kalbu yang berada di rongga dada, namun sains lebih focus pada otak.  Bagi yang biasa olah batin sepertinya semua krenteg (munculnya keinginan) memenuhi rongga dada, sedangkan otak hanya sebagai pelaksana, yang mencari solusi untuk mewujudkan krenteg.  Sebagai contoh orang beribadah salat, niat dibulatkan di hati dan dimantapkan dengan lisan, kemudian dilaksanakan dengan organ tubuh manusia berdasarkan ilmu yang sudah tersimpan di otak. Untuk hal-hal yang baru tentu saja otak harus berputar keras, bagaimana caranya untuk memenuhi keinginan hati.

Kalau ditinjau dari perilaku dan kemampuan gerak manusia , maka otak dan jaringan syaraf berperan sangat penting.  Kerusakan di otak yang mengakibatkan hilangnya sebagian memori tampak jelas dari perilaku manusia. Dia tidak tampil seperti biasanya, dan terkadang  tidak lagi mengenal jati dirinya. Sementara itu adanya kelainan organ-organ di rongga dada tidak mempengaruhi kepribadian seseorang. Kerusakan hanya mempengaruhi penampilan fisik, namun tidak sampai mengganggu kepribadian seseorang.  Bisa jadi pusat kesadaran diri ini bersembunyi di dalam otak, namun sinyal-sinyal nya seperti munculnya keinginan, perasaan senang dan benci serta emosi lainnya  dirasakan di dalam hati di rongga dada.

Memperhatikan pertumbuhan organ-organ tubuh manusia sejak dari janin boleh jadi masing-masing organ   merupakan individu yang berdiri sendiri.  Organ tubuh tangan dan kaki, sebagai individu yang  secara sukarela melayani pusat kesadaran diri yang disalurkan dari otak. Tidaklah mengherankan nanti di pengadilan akhirat tangan dan kaki ini akan bersaksi atas segala hal yang dilakukan selama di dunia.
 
Adapun organ vital seperti  jantung, paru-paru, ginjal, lever, dan system syaraf memiliki independensi dan tidak peduli pada pusat kesadaran diri. Organ-organ ini terus berdenyut, baik ketika yang empunya sedang bekerja atupun sedang tidur.  Ketika organ tersebut rusak, mereka berusaha memperbaiki diri sendiri, dan jika tidak berhasil barulah memberikan alarm, seperti adanya rasa sakit atau rasa yang aneh tidak seperti biasanya.

Untuk mewujudkan hidup sehat sudah seharusnya manusia memperhatikan kebutuhan organ tubuhnya, bukan memenuhi keinginan hati yang dipengaruhi nafsu. Untuk kerangka atau tulang-tulang dibutuhkan asupan makanan yang mengandung zat-zat tertentu dan dalam jumlah tertentu.  Pembentukan otot yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan bergerak memerlukan asupan protein dan lemak seperti daging, susu dan kacang-kacangan. Kesehatan jantung dan peredaran darah dipengaruhi factor makanan yang tidak mengandung  kolesterol jahat.  Ginjal dan lever juga perlu dijaga agar tidak bekerja terlalu berat dalam menyaring makanan yang mengandung zat-zat berbahaya.  Sistem pencernakan, system otak dan syaraf dan system pernapasan juga harus diperlihara sesuai  dengan ilmu yang dianjurkan oleh para dokter. Jika semua itu berjalan dengan baik, maka manusia tidak banyak ketergantungan pada obat-obatan.  Manusia tidak perlu banyak berobat, namun lebih banyak konsultasi, general check up sebagai langkah preventif. (***)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar