Sabtu, 05 November 2016

Kosmologi

Misteri Bumi

Bumi tempat kita berpijak, tempat kita hidup bersama ribuan jenis makhluk, menyimpan sejuta misteri. Masih banyak yang belum kita ketahui, seperti mengapa paparan daratan benua hanyut ke arah utara? Akibatnya penduduk belahan bumi utara jauh lebih besar di banding belahan bumi selatan. Bayangkan saja Tiongkok, India, Amerika Serikat, Rusia dan Eropa yang besar jumlah penduduknya berada di utara. Sementara di belahan bumi selatan  hanyalah ada sebagian Amerika Selatan, kurang separo dari Afrika, Australia, dan sebagian Indonesia.  Brasilia dan pulau Jawa penyumbang jumlah penduduk terbesar di belahan bumi selatan.

Misteri lainnya, semua agama besar, Hindu, Budha, Yahudi, Kristen, Islam dan sekte-sektenya juga lahir di belahan bumi utara,  bahkan terkonsentrasi di kawasan Timur Tengah dan India.  Dari kawasan tersebut baru tersebar ke seantero bumi, baik direncanakan maupun akibat diaspora bangsa-bangsa akibat peperangan. Penemuan di bidang sains dan teknologi hampir seratus persen jatuh  kepada ilmuwan di belahan bumi utara, dan sebagian besar di Eropa dan Amerika Utara. 

Dari realitas tersebut kita dapat berasumsi, bahwa sumber informasi  tentang agama dan sains berasal dari langit belahan utara. Adapun sumber informasi itu tidak lain adalah Allah Yang Maha Mengetahui yang bersemayam di atas Arsy yang agung. Gelombang informasi tentang ajaran agama berakhir sejak wafatnya Rasulullah Muhammad saw, namun gelombang ilmu pengetahuan, kearifan dan kebijaksanaan masih terus memancar dari Dzat Allah.  Informasi itu dapat ditangkap oleh orang-orang yang selalu mempersiapkan diri, yaitu selalu belajar, berfikir dan bereksperimen untuk menguak rahasia alam semesta. 

Pancaran ilmu pengetahuan tidak dikhususkan kepada sekelompok umat, tetapi dikaruniakan kepada seluruh umat manusia, walaupun kepada orang-orang yang tidak bertuhan.   Orang-orang yang selalu berfikir, merenung, dalam segala keadaan biasanya memiliki peluang besar untuk menangkap ilham dari Allah, sehingga dapat memecahkan persoalan yang sedang dihadapi. Biasanya petunjuk itu datang dalam keheningan dan kesunyian, seperti halnya Rasulullah menerima wahyu pertama ketika sedang berkhalwat di gua Hira.

Sir Issac Newton diriwayatkan menemukan hukum gravitasi ketika merenung dan kejatuhan buah apel. Ceritera itu belum tentu kebenarannya, tetapi yang pasti para ilmuwan lebih banyak berfikir, menulis, bereksperimen di laboratorium dalam suasana yang hening dan sunyi.  Ilmuwan dan jalan sunyi itulah yang disampaikan Agus Purwanto, D.Sc  dalam bukunya Ayat-Ayat Semesta. 

Merenung, berfikir adalah modal dasar bagi ilmuwan, namun untuk sebuah penemuan terkadang datang dari arah yang tidak disangka-sangka.  Seperti hukum Archimedes  diketemukan ketika sang penemu berendam di bak mandi. Ceritera lain, Masaru Ibuka, pendiri Sony Corporation bukanlah seorang ahli elektronika, tetapi Sony berhasil mengembangkan tape recorder pertama di Jepang dan memperkenalkan teknologi transistor. 

Patutlah kita renungkan QS Ali ‘Imran : 191, yang artinya  “Orang-orang yang mengingat Allah sambal berdiri, duduk atau berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”  Apabila kita mengamalkan  ayat tersebut, maka barulah kita berpeluang mendapat ilmu dari Allah, sebagaimana firman Nya dalam QS Al Alaq :4-5 : “Yang mengajar dengan kalam,  mengajar manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Misteri belahan bumi utara kiranya terkait erat dengan adanya perintah ibadah haji, setidaknya satu kali sepanjang hidupnya. Mekkah terletak di belahan bumi utara, dan disanalah tempat turunnya gelombang informasi yang penuh hikmah.  Selama menunaikan ibadah haji umat Islam diberi kesempatan untuk menangkap gelombang hikmah tersebut, namun terkadang kita terjebak pada ibadah fisik, lupa menyisihkan waktu untuk merenung dan berfikir tentang alam semesta dan kehidupan ini.  Inilah kesempatan emas, terutama bagi orang-orang yang tinggal di belahan bumi selatan yang intensitas pancaran dari langit tidak sekuat di belahan utara. (***)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar